Kata Ulang
Kata ulang adalah adalah kata yang
mengalami proses pengulangan atau reduplikasi satuan gramatik baik
seluruhnya maupun sebagian.
Macam pengulangan:
1. Pengulangan seluruh (kata ulang utuh/murni/seluruh)
yaitu kata ulang yang terjadi dari pengulangan seluruh bentuk dasar atau komponen pokoknya. Contoh: buku-buku, rumah-rumah, dsb.
2. Pengulangan sebagian (kata ulang sebagian)
yaitu kata ulang yang terjadi dari proses
pengulangan sebagian bentuk dasar yang menjadi komponen pokoknya.
Bentuk dasar yang menjadi komponen pokok kata ulang ini pun dapat berupa
kata tunggal ataupun kata kompleks. Contoh: sesama, tetua, lelaki, dsb.
3. Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks (kata ulang berimbuhan)
yaitu kata ulang yang terjadi dari pengulangan bentuk dasar bersama-sama dengan afiksasi. Contoh: memata-matai, mobil-mobilan, dsb.
4. Pengulangan dengan perubahan fonem (kata ulang berubah bunyi)
yaitu kata ulang yang terjadi dari
pengulangan bentuk dasar yang menjadi komponen pokok disertai dengan
perubahan fonem, baik fonem vokal maupun fonem konsonan. Contoh: sayur-mayur, bolak-balik, dsb.
Menentukan bentuk dasar/komponen pokok kata ulang.
Untuk menentukan bentuk dasar/komponen pokok kata ulang kadang tidaklah mudah. Namun, kita dapat mengikuti pedoman sbb.
1. Pada umumnya pengulangan tidak
mengubah kelas/jenis kata. Jadi, bila kata ulang tersebut termasuk jenis
kata benda, maka bentuk dasarnya juga kata benda. dsb.
Misal: anak-anak (KB), komponen pokoknya anak (KB)
menari-nari (KK), komponen pokoknya menari (KK)
2. Bentuk dasar yang menjadi komponen
pokok kata ulang selalu berupa bentuk dasar yang terdapat dalam
pemakaian bahasa Indonesia.
Misal: mengamat-amati komponen pokoknya mengamati (bukan mengamat atau amati)
tari-tarian komponen pokoknya tarian
Makna kata ulang
Temukan makna kata ulang berdasarkan contoh-contoh kalimat yang diberikan!
1. Menyatakan makna ’banyak dan tak tentu’
Contoh: Rumah-rumah di desa itu masih sangat sederhana.
2. Menyatakan ’banyak dan bermacam-macam’
Contoh: Karena kemarau panjang, tumbuh-tumbuhan banyak yang mati.
3. Menyatakan ’meskipun’
Contoh: Hujan-hujan dia datang juga sore itu.
4. Menyatakan makna ’kemiripan bentuk/rupa’
Contoh: Kuda-kudaan itu sangat digemari adik.
5. Menyatakan ’kemiripan sifat/cara’
Contoh: Tingkahnya sangat kekanak-kanakan.
6. Menyatakan makna ’perbuatan berulang-ulang/intensitas frekuentatif’
Contoh: Ia mengangguk-anggukkan kepala mendengar penjelasan itu.
7. Menyatakan makna ’kesalingan’
Contoh: Sudah cukup lama mereka berkirim-kiriman surat.
8. Menyatakan makna ’hal yang disebut pada kata dasarnya’
Contoh: Masak-memasak memang sudah menjadi kegemarannya.
9. Menyatakan makna ’agak’
Contoh: Air yang kehitam-hitaman itu tidak layak minum.
10. Menyatakan makna ’kesantaian’
Contoh: Setiap pagi, ia duduk-duduk di teras rumah.
11. Menyatakan ‘paling’
Contoh: Ia harus menyelesaikan tugas itu secepat-cepatnya.
12. Menyatakan ‘intensitas perasaan’
Contoh: Tidak baik membeda-bedakan sesama teman.
13. Menyatakan ’sering, selalu, mudah’
Contoh: Akhir-akhir ini ia sering sakit-sakitan.
0 komentar:
Posting Komentar